Kamis, 03 November 2011

C I N T A

" Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga…” sepenggal syair lagu yang cukup populer sering terdengar di radio maupun televisi itu memang benar adanya. Bahkan peribahasa mengatakan “ a life without love is like a night without stars”.

Cinta menurut kamus bahasa Indonesia adalah kasih sayang yang besar sekali. Cinta ini biasanya dimanifestasikan kepada orang tua, adik, kakak dsb. Selain itu cinta merupakan kasih sayang yang besar sekali dan keinginan memiliki, hal ini dimanifestasikan kepada kekasih. Bukti kebenaran cinta menurut Nabi Muhammad ada pada tiga hal, yaitu: memilih ucapan sang kekasih daripada ucapan orang lain ; memilih duduk bersama sang kekasih daripada bersama orang lain; memilih kerelaan sang kekasih daripada kerelaan orang lain. Bahkan cinta itu adalah adanya rasa terikat dan ingin memilikinya terus dan kalau perlu berkorban untuk mempertahankannya, diantaranya yaitu cinta akan tanah air, negara, dan bangsa.

. Bila telah mantap cinta seseorang maka timbullah kerinduan kepada kekasihnya sebagaimana syair lagu “…rindu..betapa rindu hatiku tiada tertahan, kau tinggalkan daku seorang…”. Betapa besar kenikmatan pencinta bila ia mendatangi kekasihnya setelah lama merindukannya dan berhasil memandang terus tanpa adanya pengganggu dan penghambat . Cinta atau dalam bahasa Arab disebut Mahabbah adalah kecintaan kepada Allah dengan sepenuh hati, dan diwujudkan dalam ketaatan yang tulus terhadap agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. Mahabbah adalah buah iman kepada Allah. Tidaklah ada yang patut yang dicintai selain Allah Ta’ala karena Dia lah sang pencipta dan pemberi asal fitrah. Dialah pula yang penyebab kelangsungan, kekalahan, dan keselamatan. Dia yang berbuat baik dalam setiap keadaan dan Dia lah yang bagus dan yang baik dimana setiap keindahan dan kebaikan adalah sebagai pertanda kemurahan-Nya.

Telah disebutkan dalam kabar – kabar Dawud as, bahwa Allah Ta’ala berfirman : “Ya Dawud sampaikan kepada penghuni bumi-Ku bahwa Aku ini adalah kekasih bagi siapa yang mencintai Aku, teman duduk bagi siapa yang duduk dengan-Ku. Pemilih bagi siapa saja yang memilih-Ku, dan siapa saja yang taat kepada-Ku. Bila seorang hamba mencintai-Ku dan Aku ketahui ini sebagai keyakinan dari hatinya, maka Aku menerimanya bagi diri-Ku dan mencintainya dengan kecintaan yang tidak didahului oleh siapapun dari makhluk-Ku. Barang siapa mencari-Ku dengan kebenaran, ia pun mendapati Aku. Dan siapa mencari selain Aku, iapun tidak menemui Aku.

Disebutkan dalam kisah bahwa bila Allah mencintai seorang hamba maka Dia mengujinya, bila ia sabar Allah memilihnya, bila ia rindu maka Allah mengutamakannya. Dikisahkan pula bahwa “Diantara tandanya cinta hamba kepada Allah Azza wajalla ialah mengutamakan apa yang dicintai oleh dirinya dan banyak menyebut hamba-Nya, maka ia pun tidak merasa jemu khalwat dan munajat lebih disukainya daripada menyibukkan diri dengan selain-Nya.

Telah diriwayatkan dari seorang ulama shalaf bahwa Allah Ta’ala mewahyukan kepada seorang shiddiq : “ Aku mempunyai hamba-hamba-Ku yang mereka itu mencintai-Ku dan Aku mencintai mereka. Mereka itu rindu kepada-Ku dan Aku rindu kepada mereka, mereka melihat kepada-Ku dan Aku melihat kepada mereka. Bila engkau ikut jalan mereka , Akupun mencintaimu, dan bila berpaling dari mereka Akupun mencintaimu. Allah berkata bahwa “ Sesungguhnya orang-orang yang rindu kepada-Ku, niscaya Aku bersihkan mereka dari kekeruhan Aku peringatkan mereka dan Aku buat celah didalam hati mereka darimana mereka memandang kepada-Ku. Sungguh dengan hati-hati Aku bawa mereka dengan tangan-Ku, lalu Aku meletakkannya diatas langit-Ku dan Aku panggil malaikat-malaikat-Ku yang cerdas. Bila mereka berkumpul merekapun sujud kepada-Ku. Maka Aku katakan :”Aku tidak memanggil kalian agar kalian sujud kepada-Ku namun akau panggil kalian untuk menunjukkan kepada kalian hati orang-orang yang rindu kepada-Ku. Mereka hatinya bersinar dilangit-Ku kepada para malaikat-Ku sebagaimana matahari bersinar kepada penduduk bumi”

Kecintaan kepada Allah merupakan dasar segala amal ibadah dan perikehidupan setiap muslim juga merupakan ciri seorang mukmin. Kecintaan pada Allah mestilah diwujudkan dalam sikap hidup yang lebih mencintai Allah dan Rasulnya dari apapun selain-Nya. Ku mencintai-Mu lebih dari apapun…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar