Selasa, 16 Februari 2010

TEMAN SEJATI

Teman adalah seoseorang yang kita kenal dengan baik dan keduanya saling menyenangi.Pertemanan dapat terjalin dikarenakan mempunyai kesamaan dalam ketertarikan pada sesuatu hal, kesamaan pendapat juga adanya saling mendukung. Pertemanan adalah suatu ikatan. Dengan ikatan yang kuat akan terjalin persaudaraan. Karena kekuatan inilah tidak jarang seseorang mengorbankan urusan dirinya sendiri untuk kepentingan temannya.


Apakah setiap orang itu pantas dijadikan teman? .
Nabi Muhammad SAW. Pernah bersabda : “Manusia itu mengikuti kebiasaan kawannya, maka hendaklah seseorang dari kamu melihat siapa yang akan dijadikan kawannya”.
Menurut Imam Al Ghazali ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mencari teman yaitu harus orang yang berakal, berakhlak baik, tidak fasik, tidak melakukan bid’ah dan tidak berambisi atas keduniaan “.
Dalam keseharian sering ditemui suatu pertemanan atau persahabatan dimana salah satunya adalah hanya ingin menerima ( take ) sesuatu dari temannya tetapi tidak pernah memberi ( give ). Tidak jarang ditemui seseorang dibutuhkan hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Teman seperti ini jauh panggang dari api untuk dijadikan teman senasib sepenanggungan atau teman sejati.


Apakah ada teman atau sahabat sejati ?.
Seorang arab Badui ditanya : ‘’Bagaimana engkau menghibur sahabat sejati ?’’ Ia balik bertanya : ‘’ Dimanakah ada sahabat sejati ? Bahkan dimana ada orang yang mirip sahabat sejati ? Atau bahkan dimana ada orang yang mirip dengan orang yang mirip sahabat sejati itu ?!. Sunggguh, api kekesalan menyala tidak lain karena adanya orang-orang yang mengaku bersahabat dengan tulus dan memberi perhatian dengan nasihat. Padahal sebenarnya mereka adalah musuh yang mengaku sahabat ‘.
Pada saat ini tidak jarang ditemukan seseorang yang nampaknya berteman padahal
Tanpa diketahui keduanya saling membeberkan aib atau keburuka-keburukan temannya kepada orang lain bahkan mengadu domba. Padahal Nabi Muhammad SAW bersabda : ‘’Tidak akan masuk surga orang yang mengadu domba ( namimah ) ‘’.


Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk berteman dengan seseorang kenalilah dengan siapa kita berteman. Sebagaimana nasihat Al Qamah kepada anaknya :
“ Anakku, jika jiwamu pada suatu hari membisikkanmu untuk berteman dengan orang-orang karena kau membutuhkan mereka, maka bertemanlah dengan orang yang apabila engkau berteman dengannya, ia akan membuatmu menawan; apabila engkau bergegas mendekatinya, ia akan melindungimu; apabila cobaan menimpamu, ia meringankan bebanmu; apabila engkau berkata, ia membenarka kata-katamu; apabila engkau menggandengnya , ia menggandengmu lebih erat. Bertemanlah dengan yang apabila engkau mengulurkan tanganmu untuk memberi, ia pun mengulurkan tangannya; apabila ia melihat kebaikan darimu, ia memandangnya; apabila tampak darimu suatu kekurangan, ia menutupiya. Bertemanlah dengan orang yang tidak akan mendatangkan kejahatan bagimu, tidak berseberangan jalan denganmu, dan tidak pula merendahkanmu saat menghadapi kenyataan “.

Nasihat dari Al Qamah tersebut merupakan harapan dari terjalinnya suatu pertemanan sejati diumpamakan bagaikan suatu tubuh apabila salah satu anggota tubuhnya merasa sakit maka anggota tubuh lainnya akan merasakan sakit pula.